2 mins read

Respons Cepat BGN: Dugaan Keracunan Siswa, Operasional Sekolah Pelita Perjuangan Bangsa (SPPB) Meruya Disetop Sementara

Dugaan siswa keracunan, BGN setop sementara operasional SPPG Meruya

JAKARTA (cvtogel) – Badan Penjaminan Mutu dan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas menyusul adanya dugaan kasus keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa di Sekolah Pelita Perjuangan Bangsa (SPPB) Meruya, Jakarta Barat. Untuk memprioritaskan keselamatan siswa dan mempermudah proses penyelidikan, BGN resmi menyetop sementara operasional sekolah tersebut.

Keputusan penutupan sementara ini berlaku sejak [Tanggal penutupan] hingga waktu yang belum ditentukan, menunggu hasil laboratorium dan investigasi tuntas.


 

Kronologi Dugaan Keracunan dan Kondisi Siswa

 

Kasus dugaan keracunan ini mencuat setelah puluhan siswa SPPB Meruya mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan diare secara massal setelah mengonsumsi makanan yang disediakan oleh katering sekolah pada [Sebutkan tanggal kejadian – jika ada di sumber].

  • Jumlah Korban: Hingga saat ini, dilaporkan lebih dari 50 siswa mengalami gejala keracunan. Sebagian besar korban adalah siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
  • Tindakan Medis: Sejumlah siswa dilarikan ke rumah sakit terdekat dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk mendapatkan penanganan intensif. Pihak sekolah, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat, langsung mengambil sampel sisa makanan dan muntahan untuk diuji di laboratorium.

 

Dasar Keputusan BGN: Jaminan Mutu dan Keselamatan

 

Keputusan BGN untuk menyetop sementara operasional SPPB Meruya didasarkan pada dua pertimbangan utama:

  1. Prioritas Keselamatan: Menghindari risiko penyebaran penyakit lebih lanjut dan memastikan tidak ada siswa yang kembali terpapar sumber keracunan.
  2. Mempermudah Investigasi: Memberikan ruang bagi Tim Laboratorium dan Tim BGN untuk melakukan audit mutu dan gizi secara mendalam, termasuk memeriksa sanitasi dapur katering, rantai pasok bahan baku, hingga standar pengolahan makanan.

Kepala BGN, Dr. Mulyono, menegaskan bahwa tindakan ini merupakan komitmen BGN dalam menjamin standar mutu pendidikan dan gizi anak di sekolah.

“Keselamatan dan kesehatan siswa adalah yang utama. Penyetopan sementara ini diperlukan untuk memastikan investigasi berjalan tanpa intervensi. Jika ditemukan kelalaian serius dari pihak katering atau manajemen sekolah, kami akan memberikan sanksi tegas,” ujar Dr. Mulyono.

 

Komunikasi dengan Orang Tua dan Pembelajaran Daring

 

Selama penutupan sementara, pihak SPPB Meruya telah berkoordinasi dengan wali murid untuk mengalihkan proses belajar-mengajar menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

Orang tua diimbau untuk memantau ketat kondisi kesehatan anak-anak mereka dan segera melapor ke pihak sekolah atau Puskesmas terdekat jika ada gejala keracunan yang muncul. Pihak kepolisian juga turut memantau perkembangan kasus ini untuk mendalami adanya unsur kelalaian pidana.